Apa itu "Taxe d'Habitation"?
Prancis merupakan Negara yang memiliki cukup banyak jenis pajak, seperti pajak penghasilan, pajak konsumsi, pajak bumi dan bangunan, pajak tempat tinggal, pajak kendaraan, dan masih banyak lagi. Pajak-pajak tersebut merupakan pemasukan untuk Negara yang kemudian disalurkan kembali pada masyarakat yang berhak dalam bentuk bantuan atau yang sering kita sebut allocations.
Beberapa pajak yang akrab dengan kita yaitu pajak konsumsi, yaitu yang selalu dikenakan pada kita ketika kita membeli suatu barang. Juga pajak penghasilan, bagi yang sudah berpenghasilan dengan pendapatan mencapai “SMIC” atau upah minimum dan pajak tempat tinggal. Tentu saja, pajak-pajak tersebut bukanlah jumlah yang kecil untuk dibayarkan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pajak tempat tinggal atau yang sering disebut dengan Taxe d’Habitation. Apakah pajak tempat tinggal itu? Pajak tempat tinggal merupakan pajak yang dikenakan pada penduduk atau masyarakat yang memiliki atau menghuni logement atau tempat tinggal. Jumlah yang wajib dibayarkan oleh setiap orangnya tidak sama, tergantung berapa luas tempat tinggal yang dihuni, daerah atau kawasan tempat hunian, jenis tempat tinggal, dan berapa jumlah tempat tinggal yang dihuni atau dimiliki.
Uniknya, penghitungan “harga” yang wajib dibayarkan dilihat dari di mana alamat yang kita pakai pada tanggal 1 Januari tahun sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak ilustrasi berikut: Pada tanggal 1 Januari 2014 Nina bertempat tinggal di rue des Roses, suatu apartemen di daerah tengah kota dengan luas 25m2. Ia berkeinginan untuk pindah ke tempat lain, yang lebih murah. Untuk itu, ia mencari tempat yang lebih kecil dan menyingkir dari pusat kota. Lalu, pada bulan April 2014, Nina berpindah ke suatu studio dengan luas 15m2 di pinggiran kota, tepatnya di rue Poisson. Pada bulan Maret 2015, Nina mendapat surat dari « Département des Finances Publiques »-- yang di Indonesia kita sebut dengan DIrektorat Jendral Pajak--berkenaan dengan pajak yang wajib ia bayar. Di surat tersebut, akan tertera alamat yang terkena pajak yaitu rue des Roses, dengan jumlah yang harus dibayarkan sebesar 500€. Di sini, bisa kita simpulkan bahwa meskipun kita telah berpindah ke rumah yang lebih kecil, harga sewa lebih murah, pajak yang dikenakan pada kita tetap saja tempat tinggal kita per tanggal 1 Januari tahun sebelumnya, seperti yang telah dijelaskan di atas dan begitu juga bila kita sebelumnya tinggal di tempat yang kecil dan terletak di pinggiran kota, kemudian pindah ke rumah yang lebih besar di pusat kota, pajak yang dikenakan adalah rumah yang sebelumnya atau yang kecil tersebut.
Pembayaran taxe d’habitation ini juga berkaitan dengan contribution à l’audiovisuel public atau pajak televisi. Pemilik televisi diwajibkan membayar pajak, tapi tidak ada kewajiban bagi pemilik komputer yang menggunakan carte télévisé atau kartu televisi. Jika kita tidak memiliki televisi, kita bisa melaporkannya ke Départment des Finances, sehingga pajak yang perlu kita bayarkan akan berkurang.
Selanjutnya, yang perlu kita ketahui adalah siapa saja yang wajib membayar pajak tersebut? Menurut site www.impots.gouv.fr orang yang menepati tempat tinggal, baik itu pemilik, penyewa, orang yang menumpang di rumah orang lain, siapapun itu dengan jumlah yang variatif tergantung jenis tempat tinggal, luas, kawasan dan sebagainya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, ada juga tempat tinggal yang penghuninya tidak diwajibkan membayar pajak. Yaitu logements CROUS, logements étudiants atau asrama mahasiswa yang bekerja sama dengan CROUS, maison de retraite atau rumah jompo. Selainnya, menjadi wajib pajak secara hukum.
Menurut situs www.impots.gouv.fr, surat akan dikirimkan setiap akhir tahun. Setelah mendapatkan surat ini, kita diminta untuk segera membayar jumlah yang dibebankan. Pembayaran pajak ini bisa dilakukan dengan beberapa cara yang cukup praktis:
- Pembayaran melalui smartphone. Pertama-tama, download aplikasi “impots.gouv” di App Store atau Google Play. Kemudian scan barcode dan ikuti petunjuk.
- Pembayaran online. Pembayaran juga bisa dilakukan secara online di situs http://www.impots.gouv.fr atau melalui link berikut https://www.telepaiement.dgfip.finances.gouv.fr/stl/satelit.web? templatename=accueilcharpente&contexteinitial=2 Wajib pajak hanya perlu memasukkan nomor referensi atau numéro fiscal, kemudian ikuti tahap-tahap berikutnya
- Pembayaran melalui cek/TIP. Hanya perlu mengirimkan amplop balasan dengan menyertakan RIB (nomor rekening) kita dan TIP yang terdapat pada ujung surat tagihan pajak.
- Pembayaran secara tunai. Pembayaran dilakukan di kasir département des finances publiques di setiap wilayah. Namun pembayaran ini hanya terbatas hingga jumlah maksimal 300€. Lebih dari jumlah tersebut, diharuskan melalui cara-cara yang telah disebutkan diatas.
- Pembayaran berkala. Mengingat jumlah yang perlu dibayarkan tidak sedikit, kita bisa meminta keringanan dengan cara menyicil pembayaran setiap bulan. Hal ini dilakukan maksimal 10 kali pembayaran.
Pembayaran-pembayaran tersebut sebaiknya dilunasi sebelum jatuh tempo sesuai yang tertera di surat tagihan. Jika melihat di sumber informasi terpercaya seperti situs milik pemerintah Prancis atau Wikipedia, surat akan dikirimkan pada akhir tahun, sekitar bulan November atau Desember.
Namun, menurut pengalaman pribadi, saya selalu mendapat tagihan tersebut di sekitar awal tahun, bulan Maret-April. Apabila hingga jatuh tempo kita tidak juga membayar atau mengurus Taxe d’Habitation ini, maka Département des Finances akan mendebit secara otomatis jumlah yang harus kita bayar melalui rekening kita. Kok Bisa?
Sistem informasi di Prancis yang baik memungkinkan kita dengan mudah mengakses informasi yang kita butuhkan.
Tentu saja, informasi yang disebarluaskan ke masyarakat umum memiliki batasan. Namun, untuk institusi pemerintah, mereka memiliki wewenang lebih jauh dalam mengkases data-data personal ini. Contohnya, ketika pelunasan pajak sudah jatuh tempo dan kita tidak juga membayarnya, Département des Finances bisa mendapat informasi nomor rekening kita. Misalnya, informasi mengenai akun bank dapat diperoleh dari EDF (yang merupakan perusahaan listrik negara) di mana kita harus menunjukkan rekening bank untuk memiliki akun di EDF ini. Berikutnya, ketika Département des Finances ini mendebit paksa rekening kita, kita juga harus membayar charge yang dikenakan oleh bank dengan jumlahnya tidak sedikit sebagai biaya administrasi dari pendebitan tersebut. Oleh karena itu, sesibuk apapun kita, usahakan untuk segera menyelesaikan administrasi yang menjadi kewajiban kita, sehingga tidak menimbulkan masalah yang semakin berbelit-belit.
Tidak hanya pajak tempat tinggal yang perlu kita urus, sebelumnya kita juga harus mengurus laporan pajak penghasilan, yang akan menjadi bekal untuk kita mengurus pajak tempat tinggal ini. Laporan pajak penghasilan ini harus dibuat oleh semua orang yang telah menginjak usia major atau di atas 18 tahun, baik yang telah berpenghasilan maupun yang belum berpenghasilan. Fiche atau bendel ini bisa kita dapatkan di kantor Dirjen Pajak setempat atau download melalui situs www.impots.gouv.fr atau bisa juga melalui www.caf.fr .
Apakah kita sebagai pelajar asing juga memiliki kewajiban membayar pajak? Jawabannya, bisa iya, bisa juga tidak. Tergantung situasi yang kita miliki. Kita menjadi wajib pajak ketika kita memiliki penghasilan di Prancis, kemudian apabila kita pelajar namun orang tua kita memiliki penghasilan di Eropa. Kalau begitu, pelajar yang tidak memiliki penghasilan dan orang tuanya juga tidak bekerja di Eropa tidak akan dikenakan pajak ya? Jawabannya: Belum tentu.
Yang pasti, pelajar bisa diberi keringanan jumlah yang harus dibayarkan hingga dibebaskan sama sekali. Kok bisa? Bagaimana caranya?. Sebenarnya, tidak ada tips dan trik khusus untuk meminta keringanan, kita hanya perlu mengikuti alurnya.
Pertama-tama, datanglah ke Département des Finances setempat dengan positive thinking dan berdoa. Pegawai di Département des Finances adalah orang-orang yang baik dan ramah, jadi kita juga harus ramah pada mereka.
Yang kedua, jelaskan situasi dan kondisi kita. Katakan bahwa kita adalah pelajar asing, kita tidak memiliki penghasilan, orang tua kita tidak berpenghasilan di Eropa. Di situ kita menyampaikan keinginan kita untuk meminta keringanan biaya yang dibebankan. Petugas pajak kemudian akan mempelajari lebih lanjut situasi ekonomi kita. Biasanya, yang pertama kali diminta adalah “Fiche déclaration des révenus” atau laporan pajak penghasilan. Petugas yang berada di accueil atau di meja depan akan memastikan bahwa penghasilan kita 0 (nol). Kemudian, petugas akan meminta kita untuk menunjukkan bulletin rekening kita selama kurang lebih 3 bulan. Lalu, petugas juga akan bertanya status kita saat ini sebagai pelajar di mana dan siapa yang membiayai.
Jika syarat-syarat yang diminta memenuhi kriteria mereka, mereka akan mempelajari lebih lanjut status keuangan kita dan kita akan dipertemukan dengan konsultan pajak. Konsultan ini, akan bertanya hal-hal basic pada kita, seperti yang telah ditanyakan di accueil. Kemudian, dia juga akan meminta bulletin rekening selama 3 hingga 4 bulan, bukti pembayaran rumah, jumlah pengiriman dari CAF, dan bukti pembayaran kuliah.
Di sini, kita perlu sedikit berargumen memohon keringanan. Kita mungkin perlu menjelaskan lagi dan kita harus bisa meyakinkan bahwa kita hidup sebagai pelajar yang pas-pasan dengan bukti yang ada. Karena petugas benar-benar teliti melihat bulletin rekening kita, kita bisa buktikan bahwa pengeluaran kita perbulan benar-benar hanya untuk kebutuhan pokok seperti rumah, transportasi, komunikasi, kebutuhan kuliah, makan, sedikit hiburan dan lain-lain. Kita juga bisa menambahkan bahwa unuk membayar Sécurité sociale atau asuransi wajib saja sudah mengeluarkan biaya besar.
Setelah petugas memahami keadaan kita, dia akan meminta kita untuk membuat surat “demande de dégèvement” atau permintaan keringanan dengan menyertakan bulletin rekening dan pembayaran kuliah. Berikut link yang bisa menjadi acuan untuk meminta keringanan.
Beberapa hari kemudian, kita akan menerima jawaban dari Département des Finances. Ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu jumlah yang harus kita bayarkan berkurang atau kita dibebaskan dari pajak. Jika jumlah tersebut masih terasa berat, kita bisa datang lagi untuk meminta agar pembayaran bisa dilakukan dicicil. Cicilan ini juga tergantung dari jumlah yang harus kita bayarkan. Meskipun di situs resmi pemerintah tertera 10 kali pembayaran maksimal, namun pada praktiknya ada juga yang hanya mendapatkan 6 kali cicilan maksimal. Selain itu, kita harus memastikan bahwa kita menerima hasil dari persetujuan tersebut secara tertulis, bukan hanya secara lisan. Jika secara lisan saja, bisa jadi data kita belum diubah ke persetujuan yang terbaru dan paling buruknya kita bisa didenda.
Kiat-kiat dalam pengurusan pajak tersebut sudah saya buktikan langsung dari pengalaman pribadi saya yang telah dua kali menerima surat fenomenal ini. Pertama kali saya menerima surat fenomenal tersebut pada bulan Januari 2013, kemudian saya membuat laporan ke Département des Finances dan mereka langsung membebaskan saya dari status wajib pajak dan memberi surat jawaban satu bulan kemudian.
Kedua kalinya, pada April 2014 saya menerima surat tagihan tersebut, dengan tanggal jatuh tempo sekitar bulan Juli-Agustus. Pada bulan Mei saya mengurus de Département des Finances. Saya datang untuk meminta keringanan dan pegawai pajak tersebut menyetujui untuk membebaskan saya dari pajak tersebut. Sekembalinya saya dari Indonesia pada bulan September, saya mendapat 2 surat, pertama dari Département des Finances yang menyatakan bahwa saya telah melewati masa jatuh tempo pembayaran pajak hingga rekening saya didebit otomatis, dan kedua surat dari Bank yang menyatakan pendebitan otomatis dan charge sebesar 110€. Kemudian, saya kembali lagi ke kantor tersebut dan menjelaskan bahwa saya semestinya dibebaskan. Karena ada sedikit masalah dari database mereka, petugas pajak kemudian mengkonfirmasi bahwa saya dibebaskan dan uang yang telah didebit sebelumnya akan dikembalikan satu bulan kemudian.
Lalu bagaimana dengan charge yang dikenakan bank? Tentu saja bank tidak mau mengembalikan karena tugas mereka hanya menjalankan mandate pemerintah. Namun, kabar baiknya kita bisa meminta pada Départment des Finances untuk mengganti charge yang telah dikenakan pada kita, dengan cara menulis surat dan menyertakan RIB, attestation sécurité sociale dan bukti biaya charge yang dikenakan oleh Bank. Untuk isi suratnya, kita bisa minta tolong pada pegawai pajak untuk menuliskannya karena mereka tahu bahwa kita orang asing yang tidak akrab dengan birokrasi seperti ini.
Itu semua yang bisa saya bagi tentang pengalaman mengurus pajak di Prancis. Menghadapi birokrasi Prancis memang tidak sederhana, tetapi tidak sulit pula bila kita mengikuti aturan yang ada. Sebagai pendatang, sebaiknya kita patuh pada aturan yang telah ditetapkan negara ini dan sampaikan dengan baik bila ada keluhan. Ingatlah selalu bahwa apa yang kita lakukan disini akan membawa pengaruh terhadap nama Indonesia. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penulis: Anggawestri Nabila (LEA Anglais Japonais - Université Jean Moulin Lyon 3)